aku tidak pernah menyerangmu dengan tulisanku
bahkan Tuhan pun tidak ku kiaskan dalam setiap majasku
ini hanyalah geliat dan desah
seperti asap cerutu yng menyembul keluar dari langit langit mulutku ,lalu menggeliat dan menari nari mengikuti arah angin.
kau serang aku dengan segudang penilaian
seorang pelarian, seorang yang kesepian,seorang
gila, seorang pemurung, seorang pengeluh,seorang
cacat mental ...
itu penilaianmu.., dan aku tak pernah keberatan atau
merasa ada yng hilang karena penilaianmu.
kau tidak akan menemukan apa apa dari puisi dan prosaku ini .
tidak ada kebaikan yang kau dapati .
kebaikan hanya ada dalam rasa hati mu ...
hiruk pikuk dan kekacauan hanya ada dalam fikirmu..
aku dimana ? puisi prosaku ada dimana? ku pertegas , aku dan puisi prosaku ada di esensi dan estetika.
*ladang imajiner, burung kepodang bercermin di sore jingga kemilau.
bahkan Tuhan pun tidak ku kiaskan dalam setiap majasku
ini hanyalah geliat dan desah
seperti asap cerutu yng menyembul keluar dari langit langit mulutku ,lalu menggeliat dan menari nari mengikuti arah angin.
kau serang aku dengan segudang penilaian
seorang pelarian, seorang yang kesepian,seorang
gila, seorang pemurung, seorang pengeluh,seorang
cacat mental ...
itu penilaianmu.., dan aku tak pernah keberatan atau
merasa ada yng hilang karena penilaianmu.
kau tidak akan menemukan apa apa dari puisi dan prosaku ini .
tidak ada kebaikan yang kau dapati .
kebaikan hanya ada dalam rasa hati mu ...
hiruk pikuk dan kekacauan hanya ada dalam fikirmu..
aku dimana ? puisi prosaku ada dimana? ku pertegas , aku dan puisi prosaku ada di esensi dan estetika.
*ladang imajiner, burung kepodang bercermin di sore jingga kemilau.